Astaga - Mungkin Anda pernah bertanya-tanya sebaiknya berapa kali dalam seminggu bercinta dengan suami. Well.. Memang sulit menentukan frekuensi baku untuk tiap pasangan, karena itu sangat tergantung kesepakatan dan kebutuhan. Apakah pasangan yang jarang bercinta berarti tak intim? Yuk lihat faktanya..
Walau frekuensi hubungan intim tergantung pada masing-masing pasangan, namun tak ada salahnya mengetahui sejauh mana frekuensi bercinta mampu memengaruhi kehidupan rumah tangga. Karena sex yang baik dan sehat dapat menjadi salah satu kunci kesuksesan rumah tangga Anda.
FREKUENSI JARANG, PERTANDA TIDAK SEHAT
Secara umum ada pandangan: semakin jarang frekuensi hubungan sex setiap pasangan, semakin tidak sehat perkawinan. Benarkah?
Pasalnya setiap orang yang menikah biasanya memiliki kebutuhan frekuensi hubungan sex yang berbeda. Jika frekuensi hubungan sex yang Anda lakukan bersama pasangan relatif jarang, pasangan sebagai pihak yang kebutuhan seksnya lebih besar tentu akan merasa kurang. Hal ini dapat membuat pasangan merasa frustrasi karena menganggap Anda kurang perhatian terhadap masalah sex.
Demikian pula sebaliknya. Jika Anda merasa kebutuhan biologis kurang terpenuhi, secara tidak sadar akan muncul pikiran-pikiran negatif pada pasangan. Pikiran-pikiran tersebut dapat menjadi masalah jika tak terselesaikan. Di sinilah problem rumah tangga dimulai.
BAGAIKAN BOM WAKTU
Jika dibiarkan tanpa ada solusi, hubungan sex yang relatif jarang bisa menjadi masalah yang cukup serius bagi pasangan suami istri dan bisa saja meledak tanpa Anda ketahui waktunya. Karena pada dasarnya sentuhan, belaian, kontak fisik dan senggama merupakan perekat yang menyatukan pasangan. Ketika melakukan hubungan intim tubuh memproduksi hormon endorphin, yang menyebabkan timbulnya sensasi menyenangkan.
Sensasi menyenangkan yang timbul akibat aktivitas sex tersebut menghadirkan perasaan bersatu bersama pasangan. Jadi, apabila frekuensi hubungan intim rendah, ikatan antara pasangan juga semakin lemah. Padahal, hubungan intim merupakan salah satu aktivitas yang mampu menghilangkan stres, menghibur dan membuat Anda berdua mampu mencurahkan perasaan. Sex dengan pasangan juga dipercaya sebagai aktivitas rekreasi yang murah meriah. Rasanya sayang jika aktivitas yang indah ini harus sering terlewatkan.
BELUM ADA UKURAN YANG TEPAT
Sayangnya, frekuensi tepat untuk dikatakan ideal dalam urusan hubungan intim ini tidaklah mudah untuk dirumuskan. Para ahli sendiri masih belum memiliki satu suara dalam merumuskannya. Setiap pihak dari pasangan menikah memiliki aspirasi dan kebutuhan berbeda dalam aspek kehidupan seksualnya. Ada yang menginginkan hubungan sex sesering mungkin, sementara yang lain tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Idealnya adalah makin sering makin baik. Tetapi, definisi "sering" pun sangat bersifat relatif karena tergantung kebutuhan setiap pasangan suami istri.
Sementara ada pula yang menyarankan agar frekuensi aktivitas seksual dilakukan sekitar tiga kali dalam seminggu. Frekuensi aktivitas seksual yang tinggi berhubungan langsung dengan tingkat keintiman pasangan suami istri.
Yang dimaksud dengan aktivitas seksual, tidak melulu hubungan intim. Jadi, segala macam aktivitas yang berhubungan dengan sex, walau tanpa hubungan intim bisa dimasukkan ke dalam kategori aktivitas seksual, seperti belaian, sentuhan (yang sifatnya erotik maupun tidak), pembicaraan mesra, foreplay tanpa penetrasi, dan sebagainya.
KUALITAS LEBIH PENTING
Namun perlu diingat, tingginya frekuensi Anda berhubungan sex dengan pasangan hanya akan sia-sia jika tanpa disertai kualitas hubungan sex yang memadai. Kualitas yang dimaksud adalah hubungan intim tidak sekadar hubungan intim! Bisa saja, maksud hati si dia ingin membahagiakan Anda dengan melakukan hubungan intim sesuai permintaan, namun tanpa dibarengi dengan cumbuan dan pelukan mesra di awal kegiatan. Akhirnya, yang terjadi seakan-akan Anda hanya jadi tempat pelampiasan nafsu saja. Pasti Anda tak ingin hal ini sampai terjadi. Untuk itu, agar kualitas hubungan seksual maksimal coba beberapa langkah di bawah ini:
KOMUNIKASI POSITIF
Saat terbaik untuk menunjukkan cinta dan perhatian Anda adalah pada saat penuh keintiman. Agar hal ini dapat Anda lakukan, cobalah untuk melupakan semua ganjalan yang ada di antara Anda berdua. Selain itu buanglah jauh-jauh pikiran negatif tentang pasangan. Konsentrasikan pembicaraan pada kebutuhan pasangan, karena sering kali cara terbaik untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan adalah dengan memperhatikan keinginan orang lain.
Jangan pernah merasa malu melakukan hal apa pun di ranjang. Jika Anda mengetahui pasangan menyukai salah satu bentuk foreplay atau ia menyukai salah satu posisi tertentu, jangan ragu untuk melakukannya, lakukan lagi, lagi, dan lagi. Sebaliknya jika aktivitas favorit pasangan membuat Anda tidak nyaman, cobalah sampaikan dengan cara sepositif mungkin, agar ia tidak tersinggung atau merasa terganggu. Demikian sebaliknya. Dengan Anda membuka hati, Anda pun tak boleh tersinggung jika pasangan memberi ide tentang posisi, cara-cara foreplay maupun trik-trik baru dalam bercinta.
VARIASI DAN TAMBAHLAH WAKTU FOREPLAY
Ada sebagian orang berpendapat foreplay jauh lebih penting dan mengesankan daripada hubungan sex itu sendiri. Pendapat tersebut mungkin tidak berlaku bagi setiap orang, tetapi tak ada salahnya untuk memperpanjang waktu foreplay Anda. Selain itu bagi wanita biasanya foreplay menjadi satu hal yang sangat penting sebelum dimulainya penetrasi. Lagipula, semakin panjang waktu pemanasan, semakin panjang juga waktu Anda berdekatan dan bermesraan dengan pasangan. Jadi tak ada ruginya, bukan?
Setelah Anda menyimak hal-hal di atas, rasanya tak sulit kan meningkatkan kualitas dalam hubungan intim bersama pasangan. Dan mungkin sekarang Anda dapat lebih bijak mencermati kualitas maupun kuantitas dalam berhubungan intim. Selain itu tak perlu terlalu gusar dalam menentukan frekuensi yang tepat. Bicarakan dengan pasangan, tak usah malu ketika Anda menginginkannya. Seimbangkan kehidupan seks Anda, agar efeknya berakibat baik bagi hubungan maupun kesehatan Anda berdua. Karena hubungan seks yang cukup tak hanya memperbaiki hubungan Anda berdua, namun efeknya bisa berpengaruh pada kesehatan tubuh Anda.
Post a Comment